16 September 2007

Ayam Pedaging

Java Antique Furniture: Indonesia Furniture, Jepara Furniture, Mahogany and Teak Furniture, Home and Garden Furniture Styles in thousand collections. Java Antique Furniture which is located in Jepara, Indonesia fully committed to supply the uncompromised finest wooden furniture.We are dealing with any kinds of Indonesia and Jepara Furniture Style wooden furniture: antique furniture, classic furniture, colonial furniture, reproduction furniture and modern furniture. We make not only indoor and home furniture, but also garden furniture. We make garden furniture in chair. We also Bed Furniture, Bed room furniture set, Bed side Furniture, Bookcase Furniture, cabinet Furniture, Chaise Lounge Furniture, Chest, Children Furniture, Chippendale Chair Furniture, Coffee Table Furniture, Console Furniture & Dresing Table Furniture, Desk & Writing Table Furniture


PROSPEK & POTENSI AYAM BURAS PEDAGING
Ayam buras pedaging memiliki potensi pasar dan prospek yang sangat bagus. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan dan pertambahan jumlah penduduk . Meningkatnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun menyebabkan meningkatnya kebutuhan dan ketersediaan bahan pangan baik hewani maupun hayati. Meningkatnya pendidikan, pendapatan dan kesadaran masyarakat akan pemenuhan gizi sangat mempengaruhi pula pada peningkatan permintaan daging ayam.

Ayam buras pedaging disukai hampir semua kalangan dan golongan usia. Bisa dikatakan bahwa daging ayam sudah menjadi satu kebutuhan dan sudah merupakan menu. Rasa daging yang enak, kandungan gizi tinggi dan harga yang terjangkau menyebabkan komoditi ayam buras pedaging memiliki potensi pasar yang baik dan berkelanjutan

Ayam buras pedaging memiliki daya serap pasar yang semakin meningkat . Hal ini dapat terlihat dari banyaknya kegiatan-kegiatan rutin masyarakat seperti resepsi, pesta, pertemuan-pertemuan, harihari besar keagamaan dan bermacammacam kegiatan lainnya yang semuanya membutuhkan konsumsi daging ayam.

Ayam buras pedaging memiliki tekstur daging yang padat ditambah kelezatan daging yang sudah sangat dikenal masyarakat menyebabkan jumlah permintaan selalu meningkat. Ayam buras pedaging segar maupun olahan banyak ditemui diberbagai tempat setiap saat mulai pasar tradisional, rumah-rumah makan, restoran, supermarket dan hotel.

Ayam buras pedaging dikonsumsi tidak hanya di dalam negeri saja tetapi juga sudah di ekspor dalam bentuk mentah beku. Dengan kondisi demikian maka apabila dikembangkan produktivitasnya lebih lanjut ayam buras pedaging dapat memberikan harapan yang menjanjikan


MANFAAT & KEUNGGULAN AYAM BURAS PEDAGING
Ayam buras pedaging merupakan salah satu sumber protein hewani yang dapat diandalkan sebagai bahan makanan yang memiliki nilai gizi tinggi. Daging ayam buras pedaging dapat diolah menjadi ayam goreng, ayam panggang, sop, semur ayam , sate, ayam cah sayur, opor ayam dan berbagai macam bentuk makanan lainnya dengan cita rasa yang lezat.

Ayam buras pedaging memiliki harga jual yang lebih tinggi dibandingkan ayam ras. Selain mudah diperoleh di pasaran daging ayam buras juga dapat dipakai sebagai pengganti daging sapi, domba, atau kambing dikarenakan ayam buras pedaging memiliki daging yang lebih padat.

Ayam buras pedaging menghasilkan limbah petemakan yang berupa bulu dan kotoran yang dapat dijual untuk mendatangkan pendapatan. Bulu merupakan bahan baku untuk kerajinan tangan seperti shuttlecock, lukisan dan pembersih debu sementara kotoran ayam dapat dijadikan pupuk yang sangat bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman.

Ayam buras pedaging dalam bentuk segar maupun olahan mudah didapatkan dimana saja mulai dari warung-warung kecil, restoran, hotel, rumah-rumah makan, pasar tradisional maupun swalayan besar dengan harga yang terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.

Ayam buras pedaging unggul dalam pembudidayaannya yaitu dapat diusahakan pada lahan yang tidak begitu luas, tidak memerlukan teknologi tinggi, lebih hemat biaya tenaga kerja dan cukup dengan pemeliharaan intensif. Ayam buras pedaging memiliki daya tahan tubuh yang lebih kuat dibandingkan dengan ayam ras. Ayam buras pedaging memiliki masa panen yang pendek yaitu 2 s/d 3 bulan.

Ayam buras pedaging memiliki kandungan gizi yang cukup memadai ,per 100 gram-nya mengandung : kalori 302 kal, protein 18,2g , lemak 25g, kalsium 14mg, fosfor 200mg, besi 1,5 mg, vitamin A 810SI, Vitamin B1 0,08mg, Air 55,9g.


SEKILAS BUDIDAYA AYAM BURAS PEDAGING
Ayam buras pedaging memiliki banyak jenis, diantaranya yang sering dijumpai adalah ayam kampung, ayam kedu hitam, ayam kedu putih, ayam hias, ayam nunukan dan ayam pelung. Ayam buras memiliki pertumbuhan yang lambat dan produktivitas telur agak rendah.

Ayam buras pedaging apabila dibudidayakan secara intensif perlu memperhatikan beberapa hal yaitu seleksi pengadaan bibit, cara pemeliharaan, pengelolaan reproduksi, perkandangan, peralatan, pemberian pakan berkualitas, penanganan kesehatan ternak dan penanganan hasil

Ayam buras pedaging yang dibudidayakan, akan memberikan keuntungan yang optimal apabila ditunjang oleh keberhasilan dalam memilih induk untuk menghasilkan anak-anak ayam produktif dalam pertumbuhannya hingga layak dikonsumsi.

Ayam buras pedaging harus memiliki kandangan yang bersih dan jauh dari pemukiman karena bau kotoran yang menyengat dapat mengganggu kesehatan penduduk sekitarnya. Kandang berfungsi sebagai tempat tinggal ayam dan pusat terselenggaranya proses produksi mulai dari pemeliharaan, pemberian pakan, pengawasan kesehatan, pemungutan hasil, serta mencegah hilangnya ternak .

Ayam buras pedaging harus diberikan pakan yang memenuhi kualitas dan diperhatikan segi kuantitasnya. Pakan yang baik harus mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral dalam jumlah yang seimbang . Pemberian pakan sesuai dengan umur ayam.

Ayam buras pedaging dapat menurun hasil produksinya apabila terjadi gangguan kekurangan salah satu unsur makanan. Pencegahan dan pengobatan yang baik adalah dengan memberikan ransum makanan sesuai standar nilai gizi ayam.

Ayam buras pedaging mudah terserang penyakit yang disebabkan oleh parasit. Parasit tinggal dan hidup di organ dalam atau dibagian luar, misalnya kutu dan tungau. Beberapa penyakit ayam buras pedaging diantaranya adalah : Cacingan,Kutu,tungau,Kolera,Gangguan pernafasan,Tetelo,Gumboro, CRD dan Bronkhitis

Ayam buras pedaging yang dipelihara secara insentif akan memberikan banyak keuntungan diantaranya adalah produktivitas optimal, pertumbuhan ayam cepat meningkat karena makanan dan kesehatan terkontrol, menghemat tenaga kerja dan lebih meningkatkan pendapatan dibandingkan dengan pengelolaan secara tradisional.


KRITERIA PASOKAN AYAM BURAS PEDAGING
Ayam buras pedaging yang diminta pasar lokal adalah ayam jantan atau betina dalam keadaan hidup, kondisinya sehat, tidak cacat dan tidak terkena penyakit. Ayam yang tulangnya patah karena pada waktu penangkapannya kasar dan serampangan akan memiliki daya jual yang rendah atau bahkan langsung ditolak oleh penampung

Ayam buras pedaging yang diminta pada umumnya memiliki berat 0,7 s/d 0,8 kg yang bisa didapatkan pada saat ayam berumur 2 – 3 bulan. Ayam yang dipanen lebih dari 3 bulan akan memiliki bobot lebih dari 1 kg yang mana hal ini akan menyulitkan pemasaran karena bobot tidak sesuai ketentuan pasar.

Ayam buras pedaging jantan memiliki ciri-ciri : badan panjang , berpostur dan penampilan tegap, terdapat taji baik rumcing maupun tumpul, kedua sayapnya tertutup dan bulu-bulunya bersih teratur rapi, dadanya lebar, mata tampak jernih terang dan tajam, kaki kokoh, sisik-sisiknya teratur serta jengger dan pial berukuran besar berwarna merah serta tidak berkeriput

Ayam buras pedaging betina memiliki ciri-ciri : Matanya terang jernih, kepala kelihatan halus dan bagian muka cerah / tidak pucat, muka berukuran sedang tidak terlalu lebar atau sempit, kulit badan lembut halus dan longgar, ayam memiliki gerakan yang gesit aktif, apabila dipegang memberontak, jengger dan pial besar kokoh berwama merah cerah, lubang dubur lebar oval memanjang,

Ayam buras pedaging pada waktu diangkut dikemas menggunakan keranjang plastik. dengan jumlah per-satu meter perseginya antara 10 s/d 15 ekor ayam. Jumlah ayam tidak terlalu padat karena dapat menyebabkan tingginya kematian pada waktu pengangkutan. Ayam-ayam yang dimasukkan keranjang tidak perlu diikat.

Keranjang kemasan tempat ayam dimasukkan sebaiknya disusun rapi dan diberi jarak yang agak longgar pada waktu proses pengangkutan, dimaksudkan agar terjadi sirkulasi udara yang cukup sehingga ayam merasa nyaman pada waktu diangkut ketempat tujuan.


DAFTAR PUSTAKA
- Ir. Bambang Cahyono - Budidaya secara intensif yang lebih menguntungkan Ayam buras pedaging - Jakarta : Penebar Swadaya - 2005
- Daftar Komposisi Bahan makanan - Direktorat gizi, Depkes RI
- Sarwono B - Memproduksi ayam buras pedaging yang efektif - Trubus : N0. 275 tahunXXIII
- Sarwono B - Ragam ayam piaraan - Jakarta : Penebar Swadaya 1991
- Suharna - Pakan ayam buras- Poltry Indonesia vol.X No. 112 – 1989.
- Sumantra, I Putu - Memelihara ayam buras dalam kandang baterai - Poultry Indonesia Vol. VII – No. 84 - 1986
- Safuan - Penyakit Ayam di Indonesia - Semarang : Eka Offset -1981
- Sukanto & Sugeng HR - Mari Beternak Ayam - Semarang : CV. Aneka Ilmu – 2006
- Direktorat gizi Dep Kes RI - Daftar Komposisi Bahan Makanan - Jakarta : Bhratara Karya Aksara - 1981










Tidak ada komentar: